Review Samsung Galaxy A11

Bersaing dengan pemasok asal China, Samsung menghadirkan smartphone Galaxy A11 di Indonesia dengan harga terjangkau.

Sebagai smartphone untuk kelas menengah ke bawah, Galaxy A11 memiliki baterai berkapasitas besar dan dukungan fast charging. Di bagian belakang ada dukungan beberapa kamera.

Untuk menunjang keamanan, smartphone ini dibekali dengan dukungan sensor sidik jari dan fungsi face unlock. Namun jika melihat semua fiturnya, apakah smartphone ini bisa bersaing dengan perangkat dengan banderol harga yang sama di Indonesia? Untuk menjawab rasa penasaran Anda, berikut adalah ratingnya.

Samsung Galaxy A11 menggunakan desain layar kekinian yang mengisi bagian kiri atas depan dengan lubang. Meski bezel layar bawah, kiri, dan atas terlihat kecil, bezel di bagian dagu tetap terasa besar.

Samsung sendiri telah mengintegrasikan layar 6,4 inci berteknologi PLS-TFT dan resolusi HD + (1560 x 720 piksel) ke dalam smartphone ini. Meski resolusinya bukan Full HD +, saya bisa dengan nyaman menampilkan konten, bermain game, atau menonton video di Galaxy A11.

Sayangnya layar perangkat ini tidak bisa menampilkan konten dengan jelas dan terlihat gelap saat saya berada di luar, apalagi di bawah terik matahari. Sementara itu, Samsung telah memperkenalkan fungsi filter cahaya biru pada layar smartphone ini untuk meminimalisir radiasi sinar biru di mata.

Di bagian belakang terdapat bodi berbalut polikarbonat berwarna putih, yang mengingatkan saya pada smartphone Xiaomi dari zaman Redmi 1s dan Redmi 2. Meski begitu, bodinya tidak terasa licin saat digenggam dengan satu tangan.

Meski begitu, sidik jari atau bintik debu mudah menempel di bagian belakang bodi. Samsung memang tidak membekali smartphone ini dengan soft case dalam paket penjualannya. Untuk ini, saya sarankan Anda membeli casing tambahan untuk menjaga casing Galaxy A11 mulus dan bebas kotoran.

Galaxy A11 masih berada di bagian belakang dan dibekali tiga kamera belakang yang terdiri dari kamera utama 13 MP, kamera ultrawide 5 MP, dan kamera sekunder 2 MP. Menurut saya, hasil kamera utama cukup bagus dalam kondisi cahaya terang atau siang hari. (Klik gambar untuk melihat foto dalam ukuran besar.)

Kamera ultrawide smartphone ini dapat mengambil foto berukuran besar. Sayangnya, pada malam hari atau kondisi minim cahaya, fungsi kamera utama dan ultrawide smartphone ini juga terbatas karena pengambilan foto masih sangat bising.

Juga tidak ada fungsi mode malam di aplikasi kamera standar, jadi saya tidak mengharapkan fungsi kamera belakang untuk Galaxy A11 di malam hari. Untuk itu, saya merekomendasikan Samsung untuk meningkatkan fungsi kamera tampak belakang smartphone ini agar bisa menghasilkan foto yang bagus di malam hari.

Sedangkan kamera depannya beresolusi 8 MP, Anda bisa mengambil foto selfie dengan wajah mulus. Namun ketika saya menggunakan efek bokeh, Galaxy A11 tidak secara jelas memisahkan keburaman latar belakang dari subjeknya.

Dari sisi dapur pacu, Samsung telah membekali Galaxy A11 dengan Snapdragon 450 octa-core 1,8 GHz. Selama waktunya di tahun 2018, chipset Qualcomm banyak digunakan oleh smartphone kelas menengah karena performanya yang bertenaga dan penggunaan baterai yang ekonomis.

Namun, pada tahun 2020 nanti Snapdragon 450 akan memiliki performa yang sama dengan chipset smartphone entry level. Untuk aktivitas multitasking, Samsung telah mempercayakan RAM 3 GB untuk disematkan di Galaxy A11.

Saat saya mencobanya dalam aktivitas sehari-hari, Galaxy A11 mampu melakukan multitask aplikasi tanpa kendala. Namun, dengan hanya 3GB RAM saya tidak bisa menjalankan banyak aplikasi di smartphone ini secara bersamaan.

Dapatkan info seputar gbwhatsapp & kinemaster pro secara detail pada tautan tersebut.

You may also like...