Arema FC Dulu Menunggak Gaji Pemain

Sah! Arema FC Resmi Tunjuk Pelatih Kepala Asal Brasil Gantikan Mario Gomez

Berita bola Indonesia, Dari 2018, Arema FC berusaha menghapus label klub yang sering menunggak gaji pemain dan pelatih. Pada waktu itu, untuk pertama kali tim berjuluk Singo Edan ini melakukan kompetisi tanpa utang gaji. Pada musim Liga Indonesia sebelumnya, Arema FC selalu meninggalkan persoalan tunggakan gaji. Bahkan ada yang sampai saat ini belum tuntas.

  1. Mati-Matian Bayar Hak Pemain di Pandemi COVID-19

Empat tahun terakhir manajemen Arema mencoba untuk konsisten tidak menambah beban tunggakan gaji. Perjuangan yang sulit yaitu setahun terakhir, saat pandemi COVID-19 menjadikan kompetisi berhenti. Hak komersial dari PT LIB pada musim 2020 tidak diterima sepenuhnya karena kompetisi tidak digulirkan. Yang pada setiap bulan, Arema seharusnya membayar gaji pemainnya. Walaupun hanya membayar 25 persen gaji setiap bulan namun tetap terasa berat karena Arema tidak banyak mendapat pemasukan. Hasil dari penjualan merchandise tidak terlalu maksimal, sedangkan pemasukan dari sponsor pastinya terhenti saat kompetisi tertunda. Justru Arema mati-matian harus membuat konten kepada sponsor yang telah memberikan sebagian dana di awal musim. Sekarang ini Arema hanya mengandalkan dana dari direksi. Tiap bulan mereka merogoh dana Rp600 juta tanpa ada aktivitas apa pun yang dilakukan oleh pemain dan pelatih. Kalau terdapat latihan bersama, pengeluaran lebih banyak lagi untuk operasional tim. Beberapa pemain mengakui gaji musim ini masih aman. Sempat adanya keterlambatan, tetapi hanya hitungan hari. Arema seharusnya sudah tidak bisa lagi membayar gaji pemain sejak PT LIB tidak memberikan hak komersial lagi. Tetapi, jajaran direksi Arema FC mengeluarkan dana pribadinya agar Arema tetap ada dan tidak membubarkan tim.

  1. Kesalahan Budgeting

Menunggaknya gaji pemain karena ada kesalahan budgeting yang dilakukan. Mereka memasukkan hak komersial dari operator kompetisi dalam sumber pemasukan utama. Lalu baru ditambahkan dengan sponsor dan pemasukan dari penjualan tiket laga kandang. Ketika pembayaran hak komersial terhambat menyebabkan gaji pemain terhambat juga. Terlebih pemasukan dari tiket pertandingan juga tidak stabil.

 

You may also like...